SUBSITUSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) dalam PEMBUATAN COOKIES KAYA ANTIOKSIDAN
SUBSITUSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea
batatas blackie)
dalam PEMBUATAN COOKIES KAYA ANTIOKSIDAN
PROPOSAL LOMBA ILMU TERAPAN
Diusulkan Oleh :
Ketua : Lily
Utami
BP : 1201331005
PS : Teknologi
Pangan DIII
Anggota :
1. Nama : Ramon
Hariyanto
BP : 1201332039
PS : Teknologi
Pangan DIII
2. Nama : Yolan
Amelta
BP : 1201332033

POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI PEYAKUMBUH
2013
HALAMAN
PENGESAHAN
Judul Penelitian : Subsitusi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas blackie) dalam Pembuatan
Cookies Kaya Antioksidan
Ketua pelaksana :
Nama Lengkap :
Lily Utami
NoBP. : 1201331005
Jurusan/Program
Studi : Teknologi Pertanian/Teknologi Pangan
Politeknik : Politeknik
Pertanian Negeri
Payakumbuh
Alamat Rumah : Kandang lamo , Sarilamak, Kec. Harau
Anggota Pelaksana :
2 orang
Dosen Pendamping
:
Nama lengkap dan
gelar : Ir. Mutia Elida, M.Si
NIP : 196610101992032001
Biaya Kegiatan
Total :
DIPA Politani : Rp 3.335.000,-
Sumber lain : Rp.-
Jumlah : Rp
3.335.000,-
Jangka Waktu : 3
bulan
Tanjung Pati, Juni 2013
Mengetahui :
Ketua Program
Studi Ketua
Pelaksana,
Ir.
Ermiati, M. Si Lily Utami
NIP.19660418199432002 NoBP. 1201331005
Mengetahui
:
Pembantu
Direktur Bidang III Dosen
Pendamping :
Politeknik
Pertanian Negeri
Payakumbuh
Ir.
Yudistira, M.Si Ir. Mutia Elida, M.Si
NIP.196010271987031004 NIP. 196610101992032001
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Cookies
merupakan makanan cemilan yang digemari masyarakat, umumnya cookies terbuat
dari tepung terigu, mentega, dan telur. Pada prinsipnya cookies
adalah kue yang berbentuk kecil, renyah dan kering dipanggang dalam oven dan tahan
lama. Cookies biasanya disajikan ketika hari lebaran.
Ubi
jalar ungu (Ipomoea batatas blackie) merupakan salah satu bahan pangan
sumber karbohidrat yang kaya vitamin A, C dan mineral. Salah satu keunggulan
ubi jalar adalah kandungan antosianin bermanfaat sebagai antioksidan karena dapat
menyerap polusi udara, racun, oksidasi dalam tubuh, dan menghambat penggumpalan
sel-sel didalam darah (Marwati, 2012)
Kelebihan ubi jalar ungu jika dibandingkan dengan
ubi jenis lain adalah kandungan antosianin yang tinggi yaitu 146,8-210,00 mg/
100 g . Antosianin berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri,
perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Ubi jalar
ungu bisa menjadi antikanker karena di dalamnya mengandung zat aktif yang dinamakan
selenium dan iodine dengan jumlah dua puluh kali lebih tinggi dari jenis ubi
lainya. Ubi jalar ungu memiliki aktivitas antioksidan 2,5 kali dan anti bakteri
3,2 kali lebih tinggi dari pada beberapa varietas “blueberry”(Budi, 2003).
Oleh sebab itu penulis tertarik
melakukan disversifikasi olahan dari ubi jalar ungu, terutama dalam tepung
untuk dijadikan cookies. Kegunaan tepung ubi jalar di harapkan bisa mengurangi
penggunaan tepung terigu serta mengurangi impor terigu di Indonesia. Disamping
itu, produk yang dihasilkan dapat meningkatkan nilai gizi serta penampakan dari
cookies.
1.2.Perumusan
dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan paparan diatas perlu perumusan dan
pemecahan masalah yang ditemui dalam pembuatan”Cookies Ubi Jalar Ungu”. Masalah
penting dalam pembuatan ”Cookies Ubi Jalar Ungu” adalah belum adanya formulasi
yang tepat tentang penambahan tepung ubi jalar ungu. Untuk itu perlu perumusan
masalah diantaranya :
1.
Mencari
formulasi penambahan tepung ubi jalar ungu yang tepat sehingga dihasilkan
”Cookies Ubi Jalar Ungu” yang mempunyai cita rasa yang disukai konsumen.
2.
Mengurangi
ketergantungan terhadap tepung terigu dengan memanfaatkan pangan lokal ubi
jalar ungu.
3.
Menekan biaya
produksi.
Supaya kelancaran usaha tidak terhalangi oleh
masalah yng timbul maka dapat diambil suatu pemecahan masalah dengan cara
sebagai berikut :
1.
Mengadakan
uji coba untuk menghasilkan produk yang bemutu sampai ditemukan formulasi yang
tepat untuk ”Cookies Ubi Jalar Ungu”.
2.
Penurunan
biaya produksi.
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
- Mengurangi pemakaian terigu dengan subsitusi tepung ubi jalar ungu.
- Disversifikasi olahan ubi jalar ungu.
- Mendapatkan formulasi cookies subsitusi ubi jalar ungu.
4.
Mampu melakukan penelitian di bidang teknologi terapan sehingga mahasiswa memiliki kreatifitas dan
inovasi.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ubi jalar Ungu
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas var ayamurazaki) biasa
disebut Ipomoea batatas karena memiliki kulit dan daging umbi yang
berwarna ungu kehitaman (ungu pekat).
Ubi jalar ungu mengandung pigmen antosianin yang lebih tinggi
dari pada ubi jalar jenis lain. Ubi
jalar ungu mulai dikenal dan menyebar ke seluruh dunia terutama
negara-negara yang beriklim tropis (Masudi, 2004).
Pigmen warna ungu pada ubi ungu bermanfaat sebagai
antioksidan karena dapat menyerap polusi udara, racun, oksidasi dalam
tubuh, dan menghambat pengumpulan sel-sel darah. Ubi ungu juga mengandung serat pangan
alami yang tinggi. Kandungan lainnya
dalam ubi jalar ungu adalah betakaroten, semakin pekat warna ubi
jalar, maka semakin pekat betakaroten yang ada di dalam ubi jalar. Betakaroten selain sebagai pembentuk
vitamin A, juga berperan sebagai pengendalian hormon melatonin. Hormon ini merupakan antioksidan bagi
sel dan sistem syaraf. Kurangnya hormon
melatonin akan menyebabkan gangguan tidur dan penurunan daya ingat
(Masudi, 2004).
Menurut Ariani (2011), ubi jalar ungu juga merupakan bahan pangan alternatif potensial
yang akan dikembangkan sebagai bahan baku penyusun makanan fungsional bagi
penderita diabetes mellitus (DM). Disamping itu ubi jalar juga memiliki kadar
serat pangan yang tinggi sehingga direkomendasikan sebagai makanan diet.
Setiap 100 g ubi jalar ungu
mengandung energi 123 kkal, protein 1.8 g, lemak 0.7 g, karbohidrat 27.9 g,
kalsium 30 mg, fosfor 49 mg, besi 0.7 mg, vitamin A 7.700 SI, vitamin C 22 mg
dan vitamin B1 0.09 mg (Sutomo, 2007).
Menurut data BPS (2012), keberadaan ubi jalar di
Kabupaten Lima Puluh Kota dan sekitar Kota Payakumbuh mudah untuk didapatkan,
untuk tahun 2011 produksinya 22,33 ton/ha.
2.2. Proses pengolahan tepung ubi
jalar ungu
Marwati
(2012), menyatakan bahwa tahapan proses pembuatan tepung ubi jalar sebagaiberikut:
1) Bahan baku
1) Bahan baku
Bahan
baku pembuatan tepung Ubi jalar adal ubi jalar ungu yang bebas dari ulat dan
masih segar.
2)
Pegupasan dan Penyawutan
Ubi
jalar dikupas kemudian dirajang tipis-tipis atau disawut. Penyawutan dilakukan
dengan alat penyawut /perajang yang digerakan secara manual atau tenaga motor.
Sawut yang dihasilkan berupa irisan-irisan ubi jalar dengan lebar 0,2 – 0,4 cm,
panjang 1 – 3 cm, dan tebal 0,1 – 0,4 cm. Ubi jalar basah ditampung dalam bak
pelastik atau wadah lain yang tidak korosif,
3)
Perendeman dalam larutan Sodium Bisulfit
Perendaman
sawut basah dengan larutan Sodium Bisulfit (0,3%) selama 1
jam bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan getah yang masih melekat
pada ubi jalar, tahap ini penting agar menghasilkan tepung ubi jalar yang
putih. Bila Sodium bisulfit tidak tersedia dapat digantikan dengan larutan
garam dapur.
4)
Pengepresan
Perendeman
dengan larutan Sodium Bisulfit 0,3 % menyebabkan ubi jalar akan basah, sehingga
untuk menghilangkan air dan larutan tersebut dilakukan pengepresan yang akan
mempercepat waktu pengeringan ubi jalar.
5)
Peremahan
Hasil
pengepresan ubi jalar biasanya bergumpal, agar cepat kering,
gumpulan tersebut harus diremahkan dengan memakai tangan secara pelan-pelan dan
merata.
6)
Pengeringan
Ubi
jalar yang sudah dipres memerlukan waktu pengeringan (penjemuran) selama 10 –
16 jam, sedangkan ubi jalar tanpa pres harus dijemur selam 30 – 40 jam. Ubi
jalar yang sudah dipres harus segera dijemur, apabila cuaca buruk dapat
digunakan alat pengering. Pengeringan ubi jalar sampai mencapai kadar air 12 –
14 %, bila kadar air masih tinggi dapat mengakibatkan sawut/tepung ubi
jalar tidak tahan disimpan dan menurun kualitasnya. Penjemuran dilakukan diatas
rak, menggunakan alas dari bahan yang tidak korosif
7)
Penyimpanan
Ubi
jalar yang telah kering dapat disimpan atau langsung ditepungkan. Penyimpanan
dalam bentuk tepung harus kedap udara supaya tidak terserang hama gudang.
8)
Penepungan
Penggilingan
ubi jalar kering menjadi tepung ubi jalar dapat menggunakan mesin penepung
beras yang banyak beredar dipasaran. Agar efesien, penepungan dilakukan dua
tahap, yaitu a) penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20
mesh), b) penggilingan/penepungan dengan saringan lebih halus (80 mesh)
9)
Pengemasan
Tepung
ubi jalar dikemas dalam dengan kantong plastic tebal kedap udara, lalu
dimasukan dalam karung plastik. Gudang atau ruang penyimpanan harus bersih,
kering, dan diberi alas kayu agar karung tidak bersentuhan dengan lantai.
2.3. Cookies
Cookies
adalah kue yang berbentuk kecil untuk satu
atau dua suapan, dipanggang dalam oven dan tahan lama. Bahan baku dalam penbuatan cookies adalah
tepung terigu, telur, gula, lemak, emulsifier, susu, baking powder, dan bahan
garnis berupa cokelat atau irisan buah kering. Formulasi cookies
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Formulasi dasar pembuatan
cookies
Bahan
|
Jumlah
|
Margarin
|
50 g
|
Mentega
|
50 g
|
Kuning
telur
|
1 btr
|
Tepung
terigu
|
125 g
|
Kacang
tanah
|
50 g
|
Coklat
bubuk
|
15 g
|
Coklat
pasta
|
1 sdm
|
Gula halus
|
75 g
|
Garam
|
½ sdt
|
Vanili
|
½ sdt
|
Coklat
chips
|
1 ons
|
Sumber: Nanomi (2002)
Gula dalam pembuatan cookies
berfungsi sebagai perasa manis dan bila cookies dimasukan dalam oven panas,
Kristal-kristal gula akan meleleh menyebabkan reaksi yang akan menyebar
sehingga menyebabkan adanya perubahan warna kecoklatan. Penambahan susu dan telur dimaksudkan untuk menambah cita rasa cookies,
menambah daya kembang cookies, merenyahkan tekstur cookies dan juga untuk
menambahkan warna pada hasil produksi.
Lemak ditambahkan pada cookies dengan tujuan untuk memiliki aroma dan
rasa yang khas pada cookies dan menambah
nilai gizi, dapat menjadikan kue empuk dan tahan lama. (Naomi,
et.al., 2002). Baking powder digunakan dalam pengembangan kue
menjadi lebih renyah dan garing. Bahan
pengembang digunakan dalam jumlah
sedikit. Kalau terlalu banyak akan
meninggalkan rasa getir dan pahit.
2.4. Bahan Baku Cookies
2.3.1. Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung yang berasal
dari gandum dan berfungsi sebagai bahan dasar
untuk pembentukan adonan pada makanan (Rahzarni, 2013). Tepung terigu mengandung protein yang unik
yang tidak terdapat pada tepung yang lain. Protein ini, bila diberi air
(hidrasi), akan menghasilkan gluten, suatu senyawa yang elastis, liat, dan
dapat diregangkan untuk memberikan struktur bagi adonan. Gluten ini tidak larut dalam air. Proses pengadukan adonan yang baik dan benar
akan membentuk struktur serta meningkatkan elastisitas dan daya kembang
gluten. Komposisi Gizi tepung terigu
(100 gram) dapat dilihat pada Tabel 2.
Menurut
Rahzarni (2013) jenis tepung terigu berdasarkan kandungan proteinnya:
a. Tepung Protein Tinggi / high protein
flour, merupakan tepung terigu dengan kandungan protein 13-14% dan cocok untuk
pembuatan roti dan mie.
b. Terigu Protein Sedang / medium protein
flour, merupakan tepung terigu dengan kandungan
protein 11,5-13% cocok untuk aneka makanan, seperti bolu, brownies, martabak,
dan lain-lain.
c. Terigu Protein Rendah / low protein
flour , merupakan tepung terigu dengan kandungan protein 11% dan cocok untuk
cookies, sponge cake dan ciffon cake.
Komposisi
Gizi Tepung Terigu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Gizi Tepung Terigu
Komponen
|
Jumlah
|
Kalori
|
365 kal
|
Protein
|
8,9 gr
|
Lemak
|
1,3 gr
|
Karbohidrat
|
77,3 gr
|
Kalsium
|
16 mg
|
Fosfor
|
106 mg
|
Besi
|
1,2 mg
|
Vitamin B1
|
0,12 mg
|
Air
|
12 mg
|
Sumber :
Prawiranegara (1989)
2.3.2. Ubi Jalar Ungu
Keunggulan
ubi ungu adalah karena mempunyai zat antioksidan yang membantu tubuh menangkal
radikal bebas. Kandungan lain yang
bermanfaat pada ubi jalar ungu adalah fenol, yaitu senyawa kimia yang memiliki
efek anti penuaan dan kompenen antioksidan.
Ubi jalar ungu merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang cukup
tinggi. Ubi jalar ungu juga merupakan
sumber vitamin dan mineral, vitamin yang terkandung dalam ubi jalar antara lain
vitamin A, vitamin C, thiamin (vitamin B1), dan ribovlavin. Sedangkan mineral dalam ubi jalar diantaranya
adalah zat besi (Fe), fosfor (P), dan kalsium (Ca). Kandungan lainnya adalah protein, lemak, serat
kasar, dan abu. Total kandungan
antosianin bervariasi pada setiap tanaman dan berkisar antara 20 mg/100 g
sampai 600 mg/100 g berat basah. Total
kandungan antosianin ubi jalar ungu adalah 519 mg/100 g berat basah (Masudi,
2004). Komposisi kimia ubi jalar ungu
dengan ubi jalar lainnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi kimia ubi jalar/100 g
Jenis
|
Ubi Jalar Ungu
|
Protein (%)
|
1,8
|
Lemak (%)
|
0,7
|
Karbohidrat (%)
|
27,9
|
Air (%)
|
60
|
Kalsium (%)
|
0,03
|
Fosfor (%)
|
0,049
|
Energi (kkal)
|
123
|
Vitamin A (SI)
|
7,700
|
Sumber: Rukmana
(1997)
2.3.3.
Mentega putih
Mentega putih adalah
lemak padat yang mempunyai sifat plastis dengan kestabilan tertentu, bahan ini
diperoleh dari pencampuran dua atau lebih lemak atau dengan cara
hidrogenasi. Mentega putih umumnya
dibuat dari minyak nabati seperti minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, dan
minyak kacang tanah (Trimedona, 2006).
Mentega putih diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak,
atau dengan cara hidrogenasi. Mentega
putih banyak digunakan dalam bahan pangan terutama pada pembuatan roti, cake, dan kue yang dipanggang (Winarno,
2004).
Penggunaan mentega
dalam pembuatan cookies bertujuan untuk meningkatkan volume, meningkatkan keseragaman
dan kelunakan remah, dan memperpanjang daya simpan. Fungsinya dalam pembuatan cookies yaitu
memperkaya gizi dan memperbaiki tekstur, meningkatkan kelezatan dan keempukan, memperbaiki
aerasi sehingga bisa mengembang, memperbaiki cita rasa pada cookies (Ningrum,
2006 cit Rahman, 2010).
Mentega putih mengandung 80% lemak dan
17% air. Fungsi mentega putih dalam
bahan pangan khususnya dalam pembuatan roti antara lain memperbesar volume,
menyerap udara, sebagai stabilizer, sebagai emulsifaer, memberi cita rasa
gurih, dan mengempukkan (Wahyuni dan Astawan, 1998).
2.3.4.
Susu
Susu merupakan bahan
yang dapat meningkatkan kualitas penyerapan dalam adonan cookies. Susu memberikan rasa gurih dan membuat
tekstur cookies menjadi lebih lembut (Faridah, 2008). Ditambahkan oleh Suwaningsih (2009), fungsi
susu dalam pembuatan cookies yaitu menambah lezat, menunjang susunan tepung.
Susu dapat membuat
struktur cookies makin kokoh, kuat, dan stabil serta memberi warna pada cookies,
meningkatkan nilai gizi, menambah toleransi terhadap fermentasi sehingga adonan
lebih mengembang, meningkatkan kualitas hasil pengadukan, dan mengontrol pH
adonan (Rahzarni, 2010).
Beberapa macam-macam jenis susu antara susu segar dan susu
bubuk. Susu
UHT (Ultra High Temperature), dibuat dari susu cair yang dipanaskan dengan suhu 137°C.
Praktis, karena awet dan tahan berbulan-bulan tanpa
disimpan dalam lemari es. Rasanya mirip susu homogen. Beberapa zat/substansi yang terkandung dalam susu mempunyai
pengaruh pada adonan adalah Lemak menunjang elastisitas adonan. Mineral dan protein membantu dalam penguatan gluten. Gula susu tidak dapat dikonsumsi oleh ragi, tetapi mempengaruhi
warna, roti/cake/pastry menjadi kecokelatan. Terutama susu
skim menghasilkan kulit yang enak dan renyah. Pada pembuatan cookies ini susu yang digunakan dalam bakery atau pastry bisa dalam bentuk cair atau bubuk. Susu bubuk bisa dicairkan dengan menambahkan air sesuai petunjuk dalam kemasannya. Susu Bubuk adalah hasil olahan susu segar yang
dikeringkan hingga
berbentuk bubuk. Ada yang penuh
kandungan lemak (full cream), dibuang sebagian lemaknya (low fat)
atau yang tanpa lemak (skim/nonfat)
(Iriyanti, 2012). Komposisi kimia
rata-rata susu bubuk skim/100 g dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi kimia
susu bubuk/100 g
Jenis
|
Susu Bubuk
|
Karbohidrat (g)
|
52,0
|
Protein (g)
|
35,6
|
Lemak (g)
|
1,0
|
Air (g)
|
3,5
|
Kalsium (mg)
|
1300
|
Besi (mg)
|
0,6
|
Fosfor (mg)
|
1030
|
Sumber: Departemen Kesehatan RI (1981)
2.3.5. Maizena
Menurut Sediaoetama (1993), tepung maizena
berasal dari jagung dan jarang sekali dikonsumsi dalam bentuk olahan tepung ,
tepung maizena digunakan untuk membuat berbagai kue kering dan kue basah. Komposisi
kimia tepung maizena dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel
5. Komposisi kimia tepung maizena /100 g
Komposisi
|
Jumlah
|
Karbohidrat (g)
|
85 g
|
Protein (g)
|
0,3g
|
Lemak (g)
|
0 g
|
Air (g)
|
14 g
|
Kalsium (mg)
|
20 mg
|
Besi (mg)
|
1,5 mg
|
Fosfor (mg)
|
30 mg
|
Sumber: Direktorat Gizi Departemen
Kesehatan RI. (1967)
2.3.6.
Gula
Gula
berfungsi untuk memberikan rasa manis, warna, aroma, serta dapat menentukan
tekstur roti yang diinginkan. Selain itu,
gula juga memberikan warna coklat (Rahzarni, 2010). Penggunaan gula pada produk cookies yaitu
menambah nilai nutrisi pada produk, memberi rasa manis, memperbaiki tekstur
produk, dan menghasilkan kulit yang baik.
Gula yang baik adalah gula yang berwarna putih kecoklatan, tidak ada
benda asing, tidak berair, dan tidak menggumpal, gula yang terlalu putih
rasanya kurang manis (Wahyudi, 2003).
Gula
merupakan salah satu bahan pemanis yang penting karena hampir setiap produk
mempergunakan gula. Fungsi gula, sebagai bahan penambah rasa, sebagai bahan
perubah warna dan sebagai bahan untuk memperbaiki susunan dalam jaringan
(Wibowo, 2009). Selanjutnya ditambahkan oleh Astry (2008), gula pasir yang
ditambahkan pada produk dapat memberikan rasa manis. Di samping itu gula juga
berpengaruh terhadap pembentukan tekstur, keempukan, memperpanjang kesegaran
dengan cara mengikat air serta dapat merangsang pembentukan warna yang baik.
Selain itu, gula yang ditambahkan dapat berfungsi sabagai pengawet dikarenakan
gula dapat mengurangikadar air bahan pangan, sehingga bisa menghambat
pertumbuhan mikroorganisme
III
METODA PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat
Program penelitian ini di
lakukan dilaboraturium
Pengolahan, Kimia, dan Mikrobiologi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Penelitian di lakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2013.
2. Alat dan Bahan
2.
1. Alat
Alat-alat yang diperlukan
dalam pembuatan cookies adalah mixer, blender, baskom, oven, timbangan, piring,
sendok pengaduk, nampan, loyang, kompor, pengayak tepung, kuas. Sedangkan
alat-alat untuk pengujian adalah timbangan analitik, oven,
penjepir, desikator, cawan porselen, spatula, cawan, erlenmeyer, gelas ukur, pipet
tetes, biuret, labu destilasi, cawan petri, labu Kjedahl, petridish dan inkubator.
2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan cookies ubi jalar ungu adalah tepung ubi jalar ungu, tepung terigu, telur, margarin, mentega, gula, TBM,
cokelat chip, dan susu bubuk. Untuk
pembuatan tepung diperlukan bahan natrium bisulfit dan air Sedangkan bahan
untuk analisa produk adalah H2SO4, indikator
Conway, NaOH 0,1 N, aguades, dan HCL 0,02 N.
3.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan Teknik Terapan ini terdiri dari beberapa tahapan
yaitu :
a. Persiapan bahan Baku
Persiapan bahan baku yaitu pembuatan
tepung ubi jalar ungu, dengan beberapa tahap sebagai berikut :
1.
Ubi jalar ungu di sortasi, kemudian di
kupas,
2.
Selanjutnya di lakukan proses pencucian
dan di lakukan pengirisan dengan ketebalan 2-3 mm,
3.
Kemudian dilakukan pengeringan dengan diemur
di panas matahari selama 2 hari. Pengeringan dilakukan sampai kadar air 14%.
4. Gaplek
ubi selanjutnya di giling dan di ayak.
Tepung ubi jalar ungu yang dihasilkan digunakan sebagai substitusi dalam
pembuatan cookies ubi jalar ungu.
b. Penentuan
formulasi cookies ubi jalar ungu
Dalam penentuan formulasi
cookies ubi
jalar ungu dilakukan
pengolahan dengan tiga perlakuan substitusi tepung terigu dengan tepung ubi
jalar ungu sebagai berikut
:
Perlakuan
A : Substitusi
tepung terigu dengan 40% tepung ubi jalar ungu,
Perlakuan
B : Substitusi
tepung terigu dengan 50% tepung ubi jalar ungu,
Perlakuan
C : Substitusi
tepung terigu dengan 60% tepung ubi jalar ungu.
Perlakuan
D : Substitusi tepung terigu dengan 70% tepung ubi jalar ungu.
Perlakuan
E : Substitusi tepung terigu dengan 80%
tepung ubi jalar ungu.
Perlakuan
F : Substitusi dengan 100% tepung ubi jalar ungu.
c. Pelaksanaan Penelitian
Proses pembuatan cookies substitusi tepung terigu dengan
tepung ubi
jalar ungu meliputi : Pencampuran, pencetakan, peloyangan,
pemanggangan
dan pengemasan.
1.
Margarin, mentega, buter oil dan gula
halus dikocok sampi kembang dengan
kriteria adonan berwarna putih.
2.
Kemudian masukkan telur satu persatu
sambil dikocok hingga adonan mengembang warna putih dan tampak ringan.
3.
Masukkan tepung meizena, tepung susu,
vanili, gula, garam, sambil di kocok perlahan.
4.
Pencetakan adonan dilakukan dengan
mengambil sedikit adonan ke dalam piring dan tambahkan campuran tepung ubi
jalar sesuai perlakuan.
5.
Kemudian adonan di cetak atau
dimasukkan di dalam cup kertas, kemudian di beri garnis seperti cokelat chip
dan siap untuk di panggang.
6. Oven di panaskan terlebih dahulu pada
suhu 150-1800 C.
7.
Kemudian masukkan loyang yang
sudah dipoles dengan
margarine berisi cookies dan tunggu sampai matang.
8. Cookies yang sudah masak, keluarkan
dari oven.
9.
Biarkan sejenak di suhu ruang
sampai siap untuk di beri garnis.
10.
Cookies yang sudah dingin digarnis
dengan cara mencelupkan sebagian permukaan cookies ke dalam coklat leleh.
11.
Diamkan sejenak, siap dilakukan pengemasan menggunakan toples.
d. Pengamatan
Pengamatan terhadap cookies ubi
jalar ungu yang dihasilkan
meliputi : uji Rendemen,
kadar air (AOAC), abu (AOAC), protein (metode Kjedahl), uji
mikrobiologi dan uji
organoleptik.
4. Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanaan LIT dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Jadwal pelaksanaan kegiatan LIT
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||||
Bulan
|
Bulan
|
Bulan
|
|||||||||
ke 1
|
ke 2
|
ke 3
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
||
1
|
PERSIAPAN
|
||||||||||
Koordinasi persiapan
|
|||||||||||
Konsultasi pembimbing
|
|||||||||||
2
|
PELAKSANAAN
|
||||||||||
Persiapan alat dan bahan
|
|||||||||||
Proses pengolahan
|
|||||||||||
3
|
PENGAMATAN
|
||||||||||
Pengamatan organoleptik
|
|||||||||||
Pengamatan analisa mutu
|
|||||||||||
Pengamatan mikrobiologi
|
|||||||||||
4
|
EVALUASI
|
||||||||||
5
|
LAPORAN
|
IV RINCIAN BIAYA
No
|
Uraian
|
Volume
|
Satuan
|
Harga Satuan(Rp)
|
Jumlah(Rp)
|
|
1
|
Biaya Bahan
|
|||||
ubi jalar ungu
|
25
|
kg
|
7000
|
175000
|
||
tepung terigu
|
15
|
kg
|
8000
|
120000
|
||
Gula halus
|
10
|
kg
|
14000
|
140000
|
||
Mentega
|
2
|
kg
|
100000
|
200000
|
||
Margarin
|
3
|
kg
|
30000
|
90000
|
||
Susu bubuk
|
2
|
kg
|
80000
|
160000
|
||
Baking powder
|
0,5
|
kg
|
40000
|
20000
|
||
Vanili
|
20
|
g
|
250
|
5000
|
||
Telur
|
90
|
butir
|
1000
|
90000
|
||
Meizena
|
1
|
kotak
|
10000
|
10000
|
||
Cokelat chip
|
1
|
kg
|
35000
|
35000
|
||
Cokelat leleh
|
1
|
Pak
|
60000
|
60000
|
||
butter oil
|
1
|
kg
|
40000
|
40000
|
||
Garam
|
1
|
kotak
|
8000
|
8000
|
||
Toples
|
1
|
dus
|
32000
|
32000
|
||
kuas
|
5
|
buah
|
20000
|
100000
|
||
pita
|
2
|
gulung
|
50000
|
100000
|
||
2
|
Biaya Alat
|
|||||
sewa peralatan
|
1
|
paket
|
300000
|
300000
|
||
sewa tempat
|
200000
|
200000
|
||||
dokumentasi
|
1
|
paket
|
100000
|
100000
|
||
3
|
Perjalanan
|
|||||
Transportasi
|
5
|
kali
|
20000
|
100000
|
||
4
|
Pengujian Hasil
|
|||||
pengujian organoleptik
|
1
|
paket
|
200000
|
200000
|
||
pengujian proksimat
|
1
|
paket
|
750000
|
750000
|
||
pengujian mikrobiologi
|
1
|
paket
|
200000
|
200000
|
||
5
|
biaya lain-lain
|
|||||
proposal
|
100000
|
100000
|
||||
laporan kemajuan
|
50000
|
50000
|
||||
perbanyakan proposal
|
150000
|
150000
|
||||
dokumentasi
|
1
|
paket
|
100000
|
100000
|
||
Total
Biaya
|
Rp
3.335.000
|
DAFTAR
PUSTAKA
Ariani,
D. 2011. Khasiat Ubi Jalar. http://bpptk.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/62\(diakses
tanggal 14 Juni 2013)
Budi.
2003. http://masenchipz.com/khasiat-ubi-jalar.(20
Juni 2013)
BPS. 2011.
Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Tahun 2011. Payakumbuh.
Elida, M. 2013.
Buku Kerja Praktek Mahasiswa(BKPM).Mikrobiologi Pangan I. Politeknik Pertanian
Payakumbuh.
Fikri, H. 2012.
Laporan Proyek Usaha Mandiri. Subsitusi Ubi Jalar Ungu Dalam Pembuatan “Inti
Mandi”. Politeknik Pertanian Universitas Andalas.
Marwati. 2012. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/pembuatan-tepung-ubi-jalar-1881(14
Juni2013)
Masudi. 2004.
Keunggulan Ubi Jalar. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2246365-khasiat-ubi-jalar-ungu.(20
Juni 2013
Rahzarni. 2013.
Teknologi Roti dan Kue. Buku
Ajar. Politeknik Pertanian Universitas
Andalas. Payakumbuh.
Sulistiyo,
I. 2012. Fantasi Kue Kering Isi Selai. Glagahwangi Citra Media
Sutomo, B. 2007. Pilih ubi jalar.http://budiboga.blogspot.com/2007/06/jangan-salah-pilih-inilah-ubi-jalar.html(diakses
tanggal 13 Juni 2013)
Trimedona,
N. 2005. Kimia Analisis Pangan. Buku Kerja Praktek Mahasiswa. Politeknik
Pertanian Payakumbuh.
Wahyuni, M. dan Astawan, M. 1998. Lemak.
http://web.ipb.ac.id/2002.(13
Juni 2013
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
dari 3perlakuan subtitusi yang hasilnya memuaskan dan bnyak disukain di perlakuan yg ke berapa ka?
BalasHapus