Analisa Kuantitatif Mikroba dengan Metoda Plate Count (Hitungan Cawan)
Nama : LILY UTAMI
No. Bp : 1201331005
Mata Ajar : Mikrobiologi Pangan
Judul Pratikum : Analisa Kuantitatif Mikroba dengan Metoda Plate Count (Hitungan
Cawan)
Dosen : Ir. Mutia Elida,
M.Si
I.
HASIL PENGAMATAN
1) Metode Tuang
Sampel
|
JumlahKoloni
|
Jumlah MO
|
|
Pengenceran
105
|
Pengenceran
106
|
(Cfu's / gr
|
|
Cendol
|
449
|
190
|
1,9 . 108
|
2) Metode Permukaan
Sampel
|
JumlahKoloni
|
Jumlah MO
|
|
Pengenceran
105
|
Pengenceran
106
|
(Cfu's / gr
|
|
Cendol
|
14
|
4
|
![]() |
Contoh perhitungan:
1)
Metode Tuang(cendol)
Jumlah
mikroba cendol/ml = ∑ Mikroba . 

=190 . 

=1,9 . 108
2) Metode Permukaan (cendol)
Jumlah mikroba
cendol/ml = ∑ mikroba 

=
14 .

= 14.105
=
1,4.106/ml

II. PEMBAHASAN
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad
renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik
tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan
merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena
beberapa hal yaitu:
- Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.
- Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus.
- Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut, metode hitungan cawan
juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
- Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
- Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
- Jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
- Memerlukan persia pan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung.
Cara pemupukan dalam metode hitungan cawan dapat
dibedakan atas dua cara yaitu metode tuang (Pour plate) dan metode
permukaan (Ssurface/Spread plate). Dalam metode tuang, sejumlah
contoh (1 ml atau 0.1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam
cawan petri, kemudian ditambah agar cair steril yang telah didinginkan
(47-50°C) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya contoh menyebar rata. Pada
pemupukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian
sebanyak 0.1 ml contoh yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar
tersebut, dan diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah
koloni dalam contoh dapat dihitung sebagai berikut :
Koloni per ml atau per gr= jumlah koloni per cawan . 

Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara
hitungan cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Counts (SPC)
sebagai berikut :
- Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengan dung jumlah koloni antara 30 dan 300.
- Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar di mana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni.
- Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
Dalam SPC ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni
sebagai berikut :
- Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama (satuan) dan angka kedua (desimal). Jika angka yang ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua. Sebagai contoh, 1.7 x 103 unit koloni/ml atau 2.0 x 106 unit koloni/gr.
- Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 30 koloni pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
- Jika pada semua pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu rendah. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan faktor pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
- Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran dihasilkan koloni dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua, dilaporkan rata- rata dari kedua nilai tersebut dengan memperhitungkan faktor pengencerannya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil.
5. Jika digunakan dua cawan
petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut,
tidak boleh diambil salah satu. Oleh karena itu, harus dipilih tingkat
pengenceran yang menghasilkan kedua cawan duplo dengan koloni di antara 30 dan
300.
III. KESIMPULAN
ü Untuk menghitung mikroba selain
menggunakan metode turbidimetri kita juga dapat menggunakan metode Plate Count
(Hitungan cawan).
ü Metode hitung cawan dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu : Metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (spread
plate).
ü Untuk memperoleh syarat statistic,
jumlah koloni pada cawan yang dihitung bekisar antara 30-300 koloni.
ü Inkubasi dilakukan selama 24-48 jam.
ü Koloni yang dipilih untuk
dihitung menggunakan cara SPC memiliki syarat sbb:Pilih cawan yang ditumbuhi
koloni dengan jumlah 30-300 koloni.,Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari
dua digit yaitu angka satuan dan angka sepersepuluhyang dikalikan dengan
kelipatan sepuluh,Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran
maka hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.,Bila diperoleh
perhitungan > 300 dari semua pengenceran,maka laporanya adalah 300 kali
factor pengenceran dengan menulis hasilnya ditulis dalam tanda kurung,Bila ada
dua cawan,masing-masingnya pengenceranya jumlah koloni 30-300,maka pengenceran
tertinggi dan terendah diambil ratanya.jika < 2 jika diambil
rata-ratanya,,jika >2 maka yang dilporkan cawan pengenceran terendah.
DAFTAR PUSTAKA
Elida, M. 2013. Buku Kerja Praktek
Mahasiswa(BKPM).Mikrobiologi Pangan I. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Elida, M. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi Pangan. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh.
Komentar
Posting Komentar