UJI MIKROBIOLOGI SAYUR DAUN, BUAH, LALAP, SAYUR GULAI, SAYUR FERMENTASI, DAN PRODUK OLAHAN
LAPORAN MIKROBIOLOGI PANGAN II
NAMA :
LILY UTAMI
BP :
1201331005
PROGRAM
STUDI : TEKNOLOGI
PANGAN
JUDUL PRATIKUM : UJI MIKROBIOLOGI SAYUR DAUN, BUAH, LALAP, SAYUR GULAI, SAYUR FERMENTASI, DAN PRODUK OLAHAN
HASIL
PRAKTIKUM
Pengamatan
|
Sayur Segar (sawi putih)
|
Produk Olahan Sayur (Pikel)
|
Pengaruh pengolahan (wortel tumis)
|
Total
mikroba (PCA)
|
3
|
31
|
7
|
Total
Kapang – Khamir (APDA)
|
2
|
10
|
5
|
Bakteri
pembentuk asam (PCA + BCP)
|
2
|
-
|
13
|
Uji
proteolitik (SMA)
|
Areal bening
|
-
|
Areal bening
|
Bakteri
gram negatif (VRBA)
|
0
|
0
|
52
|
PEMBAHASAN
Dari
praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa walaupun sayuran nampak segar
dan bersih, tetapi tetap juga mengandung mikroba. Mikroba yang terdapat pada
sayur bisa terjadi karena kontaminasi secara langsung, misalnya oleh tanah
tempat tumbuh, air, dan lingkungan disekitar lokasi penanaman sayur.
Dari hasil pengamatan didapatlah total mikroba
dari sayur segar yaitu 3, bakteri yang paling banyak terdapat pada sayur segar
adalah bakteri proteolitik. Bakteri tidak hanya dapat mengkontaminasi sayur
dalam bentuk segar, tetapi juga pada produk – produk olahan dari sayur itu
sendiri, seperti gado – gado, atau pecel yang bahannya banyak menggunakan
sayur.
Dari pengamatan pengujian bakteri dari produk
olahan sayur, bakteri yang paling banyak adalah bakteri gram negatif, sedangkan
total mikroba juga tidak bisa untuk dihitung (TBUD).
Sedangkan
ketahanan terhadap pemanasan banyak didapatkan bakteri gram negatif yaitu 52
dedangkan bakteri gram negatif tidak tahan panas, ada sebagian bakteri yang
tahan terhadap suhu panas. Dan juga terdapat 13 bakteri pembentuk asam yang tahan
terhadap pemanasan.
Ketahanan Panas Diantara Spesies
Mikroorganisme Pada umumnya ketahanan
panas diantara spesies mikroorganisme dipengaruhi oleh suatu suhu optimum untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme yang
bersifat psikrofilik merupakan organisme yang paling sensitif terhadap
pemanasan, diikuti oleh mikroorganisme mesofilik, dan paling tahan panas adalah
mikroorganisme thermofilik.
Bakteri pembentuk spora pada umumnya lebih
tahan panas dibandingkan dengan bakteri yang tidak membentukspora, dan bakteri
pembentuk spora yang bersifat thermofilik lebih tahan panas daripada bakteri
pembentuk spora yang bersifat mesofilik.
Jika dilihat dari sifat pewarnaan gramnya, bakteri gram negatif, dan
bakteri berbentuk bulat (kokus) lebih tahan panas dari pada bakteri berbentuk
batang yang tidak membentuk spora.
Kapang dan khamir termasuk mikroorganisme yang
sensitif terhadap panas dimana askospora khamir sedikit lebih tahan
dibandingkan dengan sel vegetatif khamir.
Spora aseksual kapang sedikit lebih tahan panas dari pada kapang kecuali
skerotia, yaitu miselium kapang yang paling tahan panas dan sering menimbulkan
masalah pada pengalengan buah-buahan.
Ketahanan panas endospora bakteri sangat
penting dalam perhitungan proses termal yang diterapkan pada makanan. Bakteri
yang sering ditemukan pada makanan dan memproduksi endospora terutama Bacillus
dan Clostridium. Endospora bakteri
biasanya diproduksi pada saat kondisi pertumbuhan untuk sel vegetatif tidak
optimum, misalnya pada keadaan kekurangan nutrien, keadaan kering dan
sebagainya.
Setiap sel hanya memproduksi satu endospora
dengan berbagai bentuk dan ukuran tergantung dari spesies organismenya. Endospora bakteri tidak hanya tahan terhadap
panas tetapi juga tahan terhadap keadaan kering, pendinginan, senyawa kimia dan
kondisi yang tidak baik lainnya.
Proses pengolahan
selain dapat mengurangi populasi mikroba, terkadang juga dapat menambah
populasi mikroba tsb. Hal tsb bisa disebabkan karena pemakaian alat2 pengolahan
yang tidak bersih/steril, dari udara sekitar, air yang digunakan, Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan atau pencampuran dengan bahan2 lain yang
memungkinkan adanya MO
KESIMPULAN





DAFTAR
PUSTAKA
Elida, Mutia.
2013. Buku Kerja Praktek Mahasiswa Mikrobiologi Pangan II (Revisi). Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh
http://herypurwantomanik.blogspot.com/2011/03/sifat-mikroorganisme-terhadap-proses.html
diakses 14 Oktober 2013
http://www.slideshare.net/Widyalestarinurpratama/mekanisme-ketahanan-mikroorganisme-terhadap-proses-pengolahan
diakses 14 Oktober 2013
Komentar
Posting Komentar