LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN 2 (CURING DAGING)



LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN 2

Nama                          : Lily Utami
No. BP                       : 1201331005
Mata Ajaran               : Pengetahuan Bahan 2
Judul Praktikum         : CURING DAGING
Dosen Pembimbing    : Ir. Mutia Elida, M.Si

Pengamatan daging sapi sebelum curing
Perlakuan
Curing kering
Warna
Aroma
Tekstur
B
merah segar
khas
elastis
C
merah segar
Khas
elastis
D
merah segar
Khas
elastis






Keadaan daging kerbau setelah satu minggu
Perlakuan
Curing kering
Curing kering setelah dimasak
Warna
Aroma
Tekstur
Warna
Aroma
tekstur
B
Coklat kehijauan
Agak bau
lunak
Hijau pucat
Agak bau
lunak
C
Coklat kehijauan
Agak  bau
lunak
Merah pucat
agak bau
lunak
D
Coklat kemerahan
Agak bau
lunak
Merah agak pucat
Agak bau
 lunak






PEMBAHASAN
Menurut Elida, M. 2013. Curing daging adalah prosesing daging dengan menambahkan garam (NaCL), yang dikombinasikan dengan bahan tambahan lain seperti nitrat/sendawa, nitrit, dan bahan pembantu seperti asam askorbat, fosfat, gula ( GDL= glukono delta lacton), dan bumbu – bumbu kedalam jaringa daging, produknya disebut “cured meat” atau daging peram.
Curing pada daging ini dimaksudkan untuk meningkatkan warna merah daging, menstabilkan flavor, mengawetkan dan lain-lainnya. Jadi bila menghendaki produk daging (misalnya sosis) dengan warna merah cerah daging, maka perelu dicuring dengan nitrit. Nitrat/nitrit berfungsi untuk fiksasi warna merah daging, antimikrobial terutama  Clostridium botulinum, dan menstabilkan flavor.  Garam berfungsi sebagai pembangkit flavor yang khas dan antimikrobial.  Bumbu-bumbu adalah penting untuk meningkatkan flavor sehingga meningkatkan kesukaan pada konsumen. Selain itu bumbu juga bersifat antimikrobial dan antioksidan sehingga berperan mengawetkan.  Fosfat, berfungsi untuk meningkatkan kekenyalan produk dan mengurangi pengkerutan daging selama proses pengolahan serta menghambat oksidasi produk.
Curing bertujuan untuk : (1) untuk mengawetkan atau memperpanjang umur simpan, (2) untuk membentuk dan memperbaiki warna, tekstur, serta flavor, (3) untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme akibat pengurangan kadar air bahan, karena garam bersifat osmotik, (4) untuk mencegah ketengikan (rancidity), (5) untuk mengurangi pengkerutan daging selama proses.
Metoda kuring ada dua macam yaitu curing kering di mana dilakukan dengan mencampur semua bahan curing, kemudian dilumuri keseluruh permukaan daging. Yang kedua metode curing basah dengan melarutkan semua bahan-bahan curing dalam air, kemudian potongan daging direndam dalam larutan curing tersebut
Menurut Winarno (2002). Garam nitrat dan nitrit pada umumnya sering digunakan pada proses curing daging guna mendapatkan warna yang baik dan mencegah pertumbuhan mikrobia. Mekanisme curing adalah nitrit bereaksi dengan gugus sulfhidril dan membentuk senyawa yang tidak dapat dimetabolisasi oleh mikrobia dalam kondisi anaerob. Pada daging, nitrit membentuk nitroksida yang dengan pigmen daging akan membentuk nitrosomioglobin yang berwarna merah cerah.
KESIMPULAN
Dari hasil pratikum dapat disimpulkan bahwa:
*      Curing daging adalah prosesing daging dengan menambahkan garam (NaCL), yang dikombinasikan dengan bahan tambahan lain
*      Untuk dapat dengan jelas melihat warna pada daging hasil curing tersebut sebaiknya daging tersebut dipanaskan / direbus dengan suhu 70-750 C
*      Dari empat perlakuan seperti tabel diatas maka yang paling bagus adalah perlakuan D yaitu campuran NPS, fosfat, vitamin C, dan gula pada curing kering
*      Curing daging dapat dilakukan dengan dua metode yaitu curing kering dan curing basah.


DAFTAR PUSTAKA
Elida, M . 2013. Buku Kerja Praktek Mahasiswa ( BKPM ) Pengetahuan Bahan II. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung bagian yang dapat dimakan, pembekuan ikan

Perhitungan Jumlah Mikroba dengan Metoda Turbidimetri

Pengamatan Fisik dan Struktur Fisik Telur