Pembuatan Sauer Kraut, Sawi Asin, dan Pikel
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAYUR DAN BUAH
Nama :LilyUtami
No. BP : 1201331005
No. BP : 1201331005
Mata Ajaran : Teknologi Pengolahan Sayur dan
Buah
Judul Praktikum : Pembuatan Sauer Kraut, Sawi Asin,
dan Pikel
Dosen Pembimbing
: Ir. Mutia Elida, M.Si
HASIL
Tabel
1. Pengamatan secara visual terhadap fermentasi
Pengamatan
|
Sawi Asin
|
Sauer kraut
|
Pikel nenas
|
Pikel bengkuang
|
Pikel pepaya
|
Flavor
|
Aroma kurang enak
|
Aroma kurang enak
|
Khas nenas
|
Khas bengkuang
|
Khas pepaya
|
Kerusakan
|
berlendir
|
berlendir
|
Tidak berlendir(airnya kental)
|
Tidak berlendir(airnya kental)
|
Tidak berlendir(airnya kental)
|
Tekstur
|
keras
|
keras
|
keras
|
keras
|
Keras
|
Waktu fermentasi
|
3 hari
|
1 minggu
|
1 minggu
|
1 minggu
|
1 minggu
|
Tabel 2. Pengamatan setelah fermentasi
Pengamatan
|
Sawi asin
|
Sauer kraut
|
Pikel nenas
|
Pikel bengkuang
|
Pikel pepaya
|
Ph
|
|
2,91
|
2,90
|
3,01
|
2,88
|
% Asam Laktat
|
0,36%
|
1,26%
|
1,35%
|
0,99%
|
0,45%
|
Sawi asin

Ml sampel

10
= 0,36%

Ml sampel

10
= 0,99%

Ml sampel

10
= 1,35%

Ml sampel

10
= 0,45%

Ml sampel

10
= 1,26%
PEMBAHASAN
Elida. 2013 mengatakan bahwa sayuran,
terutama yang berdaun hijau, merupakan salah satu bahan pangan yang baik karena
mengandung vitamin dan mineral, antara lain vitamin C, provitamin A, zat besi,
dan kalsium. Salah satu sifat sayuran adalah cepat layu dan busuk akibat kurang
cermatnya penanganan lepas panen. Untuk memperpanjang masa simpannya dapat
dilakukan dengan berbagai pengolahan, misalnya acar, sauerkraut, sayur asin,
dan lain-lain. Produk ini dihasilkan dari sayuran yang diolah dengan cara
fermentasi sebagai bahan pengawoses pemetnya.
Pada proses pembuatan sawi asin
dilakukan pelayuan terhadap sayuran baru dilakukan juga penambahan garam 2-3 %
kemudian di masukkan kedalam botol dan difermentasikan selama 3 hari dengan
dihimpit dengan batu supaya memberikan
tekanan supaya udara tidak masuk pada
proses fermentasi sayuran. Sawi asin yang dihasilkan cairannya berlendir dan
menghasilkan sedikit gas. Kemudian dilakukan pembersihan dengan air hangat suhu
300 C. Pada pratikum diatas sauer kraut dibuat dari kol (kubis) yang
diiris tipis tipis, kemudian difermentasi dengan menambahkan garam sebanyak 2-3
% difermentasi selama 1 minggu dan dilakukan pembersihan menggunakan air hangat
dan tambahkan bahan bahan seperti cuka, gula, garam, cabe. Sehingga sauer kraut
siap untuk dikonsumsi. Begitu juga dengan pikel buah buahan ditambahkan garam
2-3% yang difermentasi selama 1 minggu kemudian juga dilakukan pembersihan
sampai tidak ada bau. larutan tersebut dan ditambahkan gula, cuka, dan garam
dan siap untuk dikonsumsi.
Setelah dilakukan fermentasi semua bahan
berada dalam kondisi asam(Ph berkisar <4) dan %asam laktatnya <1,5%. Pada
proses fermentasi menggunakan aktifitas mikroorganisme secara terkontrol untuk
meningkatkan keawetan buah/sayur dengan menggunakan mikroorganisme secara alami
dan terkontrol untuk meningkatkan keawetan sayur / buah dengan diproduksinya
asam atau alkohol. Pada proses fermentasi ini mikroba yang paling cepat tumbuh
adalah bakteri asam laktat(BAL). Bakteri ini akan mengubah glukosa yang
terdapat dalam sayur dan buah menjadi
asam laktat, terjadi pada kondisi anaerob(sedikit oksigen). Kondisi ini
tercapai pada saat kadar oksigen dalam wadah menurun dan habis, maka bakteri
akan mulai melakukan proses fermentasi.
KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA
Yenni, M. 2013.
Buku Kerja Praktek Mahasiswa. Teknologi Pengolahan Sayur dan Buah. Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh
Hetti. 2013. http://hettymadiapembelajaran.
wordpress.com/2013/05/03/latar-belakang-pikel-dan sauerkraut-_/ diakses
10 oktober 2013
Anonim.2010. http://kamitp008
blogspot.com/2010/10/aneka-pikel-html?m=1 diakses 10 oktober 2013
Komentar
Posting Komentar